Mengupas KDRT Dampak Psikologisnya yang Tak Bisa Diabaikan
Mengupas KDRT Dampak Psikologisnya yang Tak Bisa Diabaikan - Kekerasan dalam rumah tangga atau yang biasa disingkat dengan KDRT kerap terjadi belakangan ini. Tekanan hidup yang kian memburuk menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Tak hanya fisik si korban saja yang terluka, tapi psikologinya pun menjadi taruhan. Jangan dianggap remeh, KDRT dampak psikologisnya akan mempengaruhi masa depan seseorang.
Kekerasan
yang dilakukan oleh suami bisa disebabkan karena beberapa faktor, seperti
pernah menyaksikan kekerasan orang tua pada waktu masih kanak-kanak, atau sifat
agresif terhadap istri atau anak. Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya
terjadi pada seorang istri saja, tapi anak pun bisa menjadi korban kekerasan.
Mirisnya, solusi
kdrt hingga saat ini masih sulit ditemukan.
Setiap korban
kekerasan punya cara bertahan yang berbeda-beda, ada yang dapat pulih dengan
sendirinya, dan ada juga yang memerlukan bantuan psikiater untuk memulihkan
traumanya. Bahkan parahnya, ada korban KDRT yang tidak bisa melanjutkan
hidupnya senormal biasanya. Untuk lebih jelasnya, KDRT
dampak psikologinya kami ulas berikut ini.

Dampak
Psikologis Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Sekecil
apapun bentuk kekerasan terhadap perempuan, akan meninggalkan luka bahkan
trauma yang mendalam. Dampak negatif kekerasan dalam rumah tangga yang
paling sering terjadi yaitu korban tidak bisa lagi menjalani kehidupan seperti
sebelumnya. Tidak hanya itu saja, melainkan ada beberapa dampak kdrt terhadap istri dan
anak seperti
berikut
1.
Tidak Bisa
Merasa Tenang
Seseorang
yang pernah mengalami kekerasan dalam hidupnya akan sulit melupakan bekas luka
yang dialaminya. Meskipun korban bisa keluar dari ruang lingkup kehidupan
sebelumnya, tidak ada jaminan bahwa hal itu tidak akan mempengaruhi
hubungan-hubungan mereka selanjutnya.
2.
Trauma
Rasa trauma
yang menyelimuti korban KDRT akan membuatnya merasa minder dalam hidup
bermasyarakat. Tidak hanya pada seorang istri saja, tapi anak-anak korban juga
akan terkena dampak psikologinya.
Anak yang
telah mengalami KDRT dampak psikologinya
akan mempengaruhi kualitas hidupnya. Dampak yang paling umum yakni kesulitan
atau kurangnya konsentrasi pada saat belajar, bahkan paling buruknya ia akan
tumbuh menjadi penganiaya pula.
3.
Ketakutan/
Paranoid
Sebuah studi
yang telah dilakukan baru-baru ini, menunjukkan bahwa orang yang telah
mengalami kekerasan dalam rumah tangga cenderung menjadi paranoid. Bahkan
parahnya, mereka menganggap bahwa hubungan baru yang akan mereka jalani selanjutnya
tetap sama seperti sebelumnya.
4.
Insomnia
Gangguan
tidur sering kali dialami oleh korban KDRT. Gangguan psikis seperti ini bisa
terjadi karena si korban tidak pernah merasa tenang bahkan ketika memejamkan
mata sekalipun.
Dampak
psikologis yang di alam oleh korban kekerasan biasanya akan sulit hilang
meskipun telah berlalu dalam waktu yang lama. Kondisi seperti itulah yang tidak
boleh dianggap remeh. Di sini peran psikiater sangat penting untuk menyembuhkan
luka psikologis korban. Terlebih saat ini sudah banyak dokter psikolog yang
mudah ditemui. Untuk memudahkan pencarian dokter yang tepat, Halodoc bisa menjadi situs kesehatan yang bisa
membantu untuk mencari rumah sakit dan dokter yang tepat.
Halodoc
merupakan solusi kesehatan terlengkap di Indonesia yang menyediakan berbagai
macam fitur, seperti tanya dokter, beli obat, rumah sakit, cari dokter dan
artikel kesehatan. Dengan Halodoc, Anda bisa mencari dokter yang tepat untuk
menangani gangguan kesehatan seperti dampak yang diakibatkan oleh kekerasan dalam
rumah tangga.
KDRT dampak psikologinya memang lebih
sulit disembuhkan dibandingkan luka fisik. Oleh karena itu, berusahalah sebisa
mungkin agar KDRT tidak terjadi pada keluarga Anda. Semoga informasi ini dapat
membantu Anda dalam mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Semoga
bermanfaat
No comments